Jakarta - Peneliti Lingkaran Survei
Indonesia, Adjie Alfaraby mengatakan, salah satu penyebab kurangnya
popularitas tokoh dari partai Islam untuk mengikuti bursa calon presiden
dan wakil presiden adalah kurangnya public expose terhadap mereka.
Misalnya, iklan tokoh partai Islam, pemberitaan kegiatan tokohnya, dan tokoh partai ini yang harus langsung turun kemasyarakat.
"Hanya dibawah 30% publik melihat pemberitaan dan kegitan partai Islam," ujarnya dalam keterangan pers LSI tentang krisis capres partai Islam di jalan pemuda Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (17/3/2013).
Faktor kedua, menurut Adjie, yaitu kurangnya pendanaan yang dimiliki tokoh partai Islam. "Mayoritas publik menilai kekuatan dana penting sebagai penentu kemenangan, tokoh partai Islam dinilai tak punya cukup dana," tuturnya.
Faktor ketiga yaitu capres dari partai nasionalis juga dianggap mengakomodasi kepentingan Islam. "Sebesar 61.3% publik percaya bahwa tokoh partai nasionalis bisa mengkakomodasi kepentingan Islam," tandasnya. [yeh]
Sumber : inilah.com , Minggu 17 Maret 2013
Misalnya, iklan tokoh partai Islam, pemberitaan kegiatan tokohnya, dan tokoh partai ini yang harus langsung turun kemasyarakat.
"Hanya dibawah 30% publik melihat pemberitaan dan kegitan partai Islam," ujarnya dalam keterangan pers LSI tentang krisis capres partai Islam di jalan pemuda Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (17/3/2013).
Faktor kedua, menurut Adjie, yaitu kurangnya pendanaan yang dimiliki tokoh partai Islam. "Mayoritas publik menilai kekuatan dana penting sebagai penentu kemenangan, tokoh partai Islam dinilai tak punya cukup dana," tuturnya.
Faktor ketiga yaitu capres dari partai nasionalis juga dianggap mengakomodasi kepentingan Islam. "Sebesar 61.3% publik percaya bahwa tokoh partai nasionalis bisa mengkakomodasi kepentingan Islam," tandasnya. [yeh]
Sumber : inilah.com , Minggu 17 Maret 2013
0 comments:
Post a Comment